1. LATAR
BELAKANG
Pada waktu- waktu terakhir ini
makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan
yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa, semua ahli yang
bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam dirinya dalam
bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan
segala macam kegiatan dalam masyarakat akan lumpuh tanpa bahasa. Bahasa adalah
sarana untuk berkomunikasi sesama manusia. Berkomunikasi itu sendiri dapat
dipahami sebagai sebuah kegiatan untuk memyampaikan pesan, maksud atau
keingignan manusia dengan menggunakan bahasa sebagai alat sesamanya.
Bahasa digunakan oleh suatu
masyarakat untuk bekerjasama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri, dalam pratek penggunaan bahasa itu
ada maksud dan keingginan yang hendak dicapai. Penyampaian maksud dan
keingginan itulah yang memunculkan berbagai macam wacana. Dengan begitu kita
dapat melihat berbagai macam wacana dalam kehidupan sehari-hari. Mengenai hal
ini kita dapat mengambil contoh sebuah surat klabar atau koran. Didalam surat
kabar atau Koran itu kita akan menjumpai berbagai macam wacana yang tentu saja
memiliki maksud yang berbeda-beda.
Wacana merupakan komponen bahasa
yang memiliki struktur terlengkap dan tertinggi. Dalam sebuah wacana kita dapat
melihat seluruh penggunaan fonem, kata, frase, klausa dan kalimat. Suatu hal
yang menjadi perhatian di sini adalah unsur kohesi dan koherensi yang memiliki
arti penting dalam sebuah wacana, yakni membentuk pola kalimat yang benar.
Sasaran yang diharapkan melalui pembinaan bahasa Indonesia khususnya bahasa
tulis adalah agar informasi, pesan dan pendapat yang disampaikan dapat dipahami
oleh orang lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi perhatian penting adalah
penggunana unsur kohesi dan koherensi. Menurut Alwi dkk ( 2001 : 428 ) “ kohesi merupakan hubungan perkaitan antar
preposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur- unsur gramatikal dan
semantic dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana, koherensi juga merupakan
hubungan perkaitan antar proposisi,
tetapi perkaiitan tersebut tideak secara eksplisit atau nyata .”
Wacana sebagai alat komunikasi pada
dasarnya dapat dibedakan atas wacana lisan dan wacana tulis. Kridalaksana dalam
Tarigan ( 1987 : 25 ) menyatakan “ Wacana ( discourse ) adalah satuan bahasa
terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan tertinggi atau terbesar. Wacana ini
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh ( novel, buku, seri ensiklopedia,
dan sebagainya ), paragraf, kalimat, kata yang membawa amanat yang lengkap”.
Wacana sebagai sarana penyampaian
maksud dan keingin, maka dalam surat kabar harian Tribun dapat kita lihat
rubri-rubrik yang sesuai dengan wacana di atas. Salah satu rubrik tersebut
adalah Tribuner. Tribune adalah rubrik yang berisi tentang komentar, pendapat,
saran mengenai hal-hal baru yang tengah hangat-hangatnya dibicarakan dalam
berbagai kalangan masyarakat. Oleh karena itu,
dalam membuat tulisan media massa harus memperhatikan unsurr-unsur
kebahasaan di dalam pennulisan supaya pesan yang akan disampaikan kepada
pembaca tidak menimbulkan keraguan.
Berdasrkan penjelas wacana di atas,
yang menjadi perhatian di sini adalah rubrik sebagai wacana tulisan yang
diterbitkan oleh salah satu surat kabar yang ada di kota Pekanbaru. Hal ini
didasarkan atas pertimbangan bahwa rubrik merupakan salah satu wacana yang
sangat akrab dengan kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan sering dibaca, dan
dijadikan tempat untuk menyampaikan saran dan masukan dalam suatu permasalahan
yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan dikalangagn masyarakat.
Peranan yang ada dalam pembinaan
bahasa dapat bersifat posistif dan negatif. Artinya apabila rubrik yang
diterbitkan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan terpelihara unsure
gramatikalnya, maka masyarakat selaku pembaca dapat menyerap makna yang
terkandung dalam rubrik tersebut dengan baik. Sebaliknya, jika bahasa yang
dipergunakan adalah bahasa yang tidak terpelihara, bahasa yang kacau baik
struktur kata, kalimat maupun penggunaan kata-katanya maka makna yang
terkandung dalam rubrik bisa disalahtafsirkan.
Setiap rubrik yang diterbitkan
hendaknya menggunakan kaidah-kaidah bahasa Indonesia umumnya serta penggunaan
unsur kohesi dan koherensi dalam wacana khususnya, agar makna yang terkandung
di dalam wacana rubrik dapat ditafsirkan dan dipahami sesuai maksud sebenarnya.
Kohesi dan koherensi merupakan unsur hakikat sebuah wacana, oleh sebab itu
penggunaan unsur tersebut harus menjadi
perhatian agar rubric yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.
Kenyataannya tidak dapat disangkal, seringkali rubrik yang diterbitkan melalui
media cetak sulit dimengerti bahasanya, sehingga berpengaruh terhadap makna
yang terkandung di dalamnya. Rubrik sebagai salah satu sarana wadah saran dan
masukan masyarakat terhadap permasalahan yang kini banyak dialami oleh
masyarakat sendiri, seyogyanya disampaikan dengan memperhatikan penggunaan
unsure kohesi dan koherensi yang baik, agar maksud rubric dapat dipahami
masyarakat sebagaimana mestinya. Misalnya penggunaan kata ganti (pronominal)
dan konjungsi yang tepat, memperhatikan aspek koherensi dan sebagainya. Namun
rubrik khusus Tribuners yang diterbitkan di surat kabar harian Tribun Pekanbaru
terkadang tidak dapat dipahami secara utuh terutama dari segi bahasa, akibat
penggunaan unsur kohesi dan koherensi yang tidak tepat.
Masyarakat sering sulit memahami
bahkan menangkap komentar dalam rubrik yang diterbitkan, karena penggunaan
bahasa yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan ketentuan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Bertitik tolak dari kenyataan yang ditemui di lapangan, maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menetapkan judul “ Analisis Pemakaian Unsur Kohesi dan Koherensi Pada Rubrik Tribuners
Pada Koran Tribun Pekanbaru Edisi 1-29 Februari Tahun 2012.”
Pemilihan Rubrik Tribuners yang ada
pada Koran Tribun Pekanbaru didasarkan pada asumsi penulis bahwa Koran lokal
yang diminati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Selain itu Tribun
merupakan Koran bisnis dari kompas media. Koran Tribun ini berdiri pada tanggal
18 April 2007. Koran Tribun juga memiliki sifat independen dan kridibel,
maksudnya independen disini adalah dalam pemberitaan Koran Tribun tidak
dibebani unsur politik, ras, agama, rasional, sedangkan kridibel adalah berita
yang diberikan berita yang dipercaya sesuai kaidah dan UU Pers. Dalam Koran Tribun ini terdapat
beberapa Rubrik, salah satu dari Rubrik tersebut adalah TYribuners. Dalam
Rubrik Tribuners ini berisi interaktif dengan pembaca, yakni partisipasi
pembaca jawaban atas pembaca sehubungan dengan tema yang hangat dibicarakan.
Berdasarkan fenomena di atas penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini ke
dalam penelitian skripsi yang berjudul “Analisis Pemakaian Unsur Kohesi dan Koherensi
Dalam Rubrik Tribuners Pada Koran Tribun Pekanbaru Edisi 1-29 Februari tahun
2012”.
Penelitian tentang analisis
mengenai unsur kohesi dan koherensi ini sebenarnya sudah pernah di teliti oleh
Wastra Leni mahasiswa dari Universitas Islam Riau pada tahun2004 dengan judul
“Analisis Wacana Iklan Riau Televisi”. Hasil penelitiannya adalah sebagai
berikut: (1) Unsur kohesi dalam wacana iklan Riau Televisi yang terbanyak
adalah unsur pronominal sedangkan yang sedikit adalah unsur leksikal, (2) Unsur
koherensi juga sedikit digunakan, hanya
penghubung aditif, (3) Amanat yang ingin disampaikan dalam iklan kurang
tersampaikan dengan baik. Kemudian penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Rita Rahmi mahasiswa Universitas Islam Riau pada tahun 2007 dengan judul
“Analisis Wacana Iklan Rajawali Citra Televisi”. Hasil penelitian Rita Rahmi
menyimpulkan (1) Unsur kohesi gramatikal dalam wacan iklan Rajawali Citra
Televisi keseluruhan berkategori baik, karena di dalam iklan tersebut
terkandung penggunaan pronominal, nomina dan konjungsi, (2) unsur koherensi
dalam wacan iklan Rajawali Citra
televisi mempunyai unsur koherensi aditif yang berkategori baik, (3) Amanat
yang ingin disampaikan pada dasarnya adalah pesan-pesan yang mengandung
keunggulan produk yang ditawarkan untuk
mempengaruhi konsumen agar membeli produk tersebut. Selanjutnya penelitian ini
juga pernah diteliti oleh Desi Liswarni mahasiswa FKIP Universitas Riau pada
tahun 2009 dengan judul “ Piranti Kohesi Gramatikal Rubrik Opini Riau Pos”.
hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) penggunaan piranti pronomina
dalam rubrik opini Riau Pos meliputi penggunaan konjungsi koordinatif yang
memiliki makna pemilihan, penyebab, perlawanan, penjumlahan dan penggunaan
konjungsi subornatif syarat, tujuan,pengandaian, tujuan, penjelasan, dan
pengakibatan.
Perbedaan penelitian penulis dengan
peneliti sebelumnya adalah terlihat pada jenis media yang dianalisis, peneliti
sebelumnya penulis memilih Koran tribun karena banyaknay minat baca masyarakat
yang membaca Koran tribun, alasan tersebut didasarkan pengamatan penulis disaat
pengumpulan data. Dari beberapa surat kabar yang ada, surat kabar Tribun yang
cepat habis terjual. Sedangkan persamaan penulis dengan peneliti sebelumnya
adalah penelitian jika dilihat secara keseluruhan, yaitu sama-sama mengkaji
mengenai kohesi dan koherensi. Jadi penelitian ini merupaka penelitian
lanjutan.
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya adalah
pengembangan khasanah disiplin keilmuan yang ada dalam pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia. Secara praktisnya
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan sederhana untuk
senantiasa memperhatikan unsur kohesi dan koherensi dalam rubrik Tribuner pada
Koran Tribun.
2. Masalah
Masalah
penelitian ini adalah :
1. Apakah
terdapat pemakaian unsur kohesi pada rubrik Tribuner dalam Koran Tribun
Pekanbaru edisi 1-29 Februari tahun 2012?
2. Apakah
terdapat pemakaian unsur koherensi pada rubrik Tribuner dalam Koran Tribun
pekanbaru edisi 1-29 Februari tahun 2012 ?
3.
Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini
penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data. Berikut adalah
teknik yang digunakan penulis:
1.
Teknik pengamatan atau
observasi
Teknik pengamatan atau observasi
menurut Sutrisno dalam Sugiono (2011:145)” observasi merupakan suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang ter[penting adaalh proses-proses pengamatan dan
ingatan”.
Teknik ini digunakan oleh penulis
untuk mengamati sampel penelitian yaitu Rubrik Tribuner yang ada pada Koran
Tribun yang terbit dari tanggal 1-25 Februari 2012. Hasil pengamatan kemudian
dicatat pada lembaran pengamatan yang selanjutnya akan diklasifikasikan menurut
penggunaan unsur kohesi dan koherensi.
2. Teknik
dokumentasi
Menurut Arikuto (2006:231) teknik
ini digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan Koran Tribun yang terbit dari
tanggal 1-29 Februari 2012. Penulis mengumpulkan Rubrik Tribuners pada Koran
Tribun yang terbit dari tanggal 1-29 Februari 2012. Rubrik tersebut kemudian
disusunkan bertdasarkan tanggal dan dibuat dalam bentuk kliping.
3.
Teknik analisis data
Data yang diperoleh dalam
penelitian ini dianalisi dengan menempuh tahap-tahap sebagai berikut :
1. Mengumpulkan
data dari Rubrik Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari 2012.
2. Membaca
secara cermat setiap Rubrik Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari
2012.
3. Menganalisis
dan membahas ada atau tidaknya penggunaan kohesi dan koherensi dalam Rubrik
Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari 2012 berdasarkan teori Henry
Guntur Tarigan dan beberapa pakar bahasa lain.
4. Mengelompokkan
data kohesi dan koherensi yang terdapat dalam Rubrik Tribuners dalam Koran
Tribun edisi 1-29 Februari 2012 berdasarkan penggunaannya.
5. Memaparkan
hasil pembahasannya.
6. Menarik
kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan
4.
Contoh teknik analisis
data
1.
Memang hak dia atas
tanah itu tapi kalau sudah diajak negosiasi untuk mencari jalan terbaik namun
dia tak mau juga demi kepentingan umum eksekusi aja secara paksa karena
semua terhambat hanya karena dia sudah
bertahun-tahun tak mau juga kompromi.
2.
Memang hak dia atas
tanah itu tapi kalau sudah diajak negosiasi untuk mencari jalan terbaik namun
dia tak mau demi kepentingan umum eksekusi aja secara paksa karena semua
terhamabat hanya karena dia sudah bertahun-tahun tak mau kompromi.
Contoh no 1 merupakan bentuk yang
koheren karena menggunakan penambahaan adisi yang berfungsi membentuk kerapian
dalam kalimat, sementara pada kalimat no dua penggunaan penambahan adisi
dihilangkan berubah bentuk menjadi tidak koheren karena bentuk kalimatnya yang
tidak tersusun rapi. Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa penambahaan adisi
merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk membentuk kekoherensian dalam
rubric Tribuners Koran Tribun Pekanbaru.
5.
Kesimpulan
Pada bagian ini
penulis akan menyampaikan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh penulis. Berdasarkan hasil analisis terhadap data dan masalah yang dikaji,
maka penulis membuat simpulan sebagai berikut :
1. Penggunan
unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun unsur kohesi digunakan
sebanyak 879 kali. Penggunaan unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran
tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 dibentuk dengan menggunakan sarana
kohesi berupa pronominal sebanyak 728 kali, substitusi sebanyak 24 kali,
konjungsi sebanyak 127 kali. Penggunana unsur kohesi dalam rubrik tribuners
dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 dibentuk dengan sarana
pronominal substitusi, dan konjungsi secara kebersamaan. Penggunaan unsur
kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari
2012 sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan berbagai sarana
pembentuk kohesi berupa pronominal substitusi dan konjungsi.
2. Penggunaan
unsur koherensi rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29
Februari 2012 ditemukan sebanyak 277 kali meliputi penggunaan sarana koherensi
berupa penambahan adisi sebanyak 100 kali, seri rentetan sebanyak 11 kali,
pronominal sebanyak 145 kali, dan repetisi sebanyak 21 kali. Penggunaan unsur
kohersnsi dalam rubrik rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29
Februari 2012 dibentuk dengan penggunaan sarana berupa penambahan adisi, seri rentetan
, pronominal dan revetisi secara bersamaan. Penggunaan unsur koherensi dalam
rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 memiliki kualiatas yang baik. Hal ini
dibuktikan dengan pengggunaan sarana penghubung pembentuk koherensi berupa
penembahan adisi, seri rentetan, pronominal, dan revetisi secara bersamaan.